Senin, 12 Desember 2011

Memories... [One-Shoot]



Author          :  OnewYoonAddict


Genre           : Sad romance


Length          : Oneshoot


Main cast     : Im Yoona a.k.a Yoon


                        Lee Donghae a.k.a Donghae


Other cast    : Seo Joo Hyun a.k.a Seohyun


                        Choi Siwon a.k.a Siwon


                        Cho Kyuhyun a.k.a Kyuhyun


 Tittle            : Memories.. .

Annyeonghaseyo! Lama tak jumpa (lebay) mian, lama gak nongol di dunia per FFan dikarenakan kemaren aku UAS, tapi nanti tanggal 5 Desember aku UAS lagi T.T berbeda dengan FF yang lain biasanya yoona suka di pair sama onew ato yesung, sekarang aku pengen beda, jadi sama donghae deh ^,^ yah, walaupun aku gak terlalu ‘fanatik’ sama couple ini, tapi entah kenapa aku pengen bikin FF YoonHae -,- ok, selesai ya curhat2annya, lanjut deh ceritanya ^o^


WARNING : YANG GA SUKA COUPLE NYA LEBIH BAIK JANGAN BACA !


^o^o^o^o^o^o^o^o^o^o^o^

Yoona POV

Kringg.. Kringg..
Bunyi alarm membuat mataku perlahan2 terbuka, sinar matahari membuatku sedikit menyipitkan mataku, aku beranjak dari tempat tidurku menuju kamar mandi, tapi tanpa sadar aku terpaku pada sebuah benda –netbuk warna pink ku- yang membuatku teringat pada waktu itu, aku tersenyum.

Flashback

“Annyeonghaseyo” seorang namja mengetuk pintu kelas kami.

“Ya, masuk.” Songsaengnim menatap kearah pintu kelas kami.

Seorang namja pun masuk ke kelas kami dan bicara dengan songsaengnim, aku tidak dapat mendengar apa yang mereka bicarakan, jadi kuputuskan untuk menopang daguku dan melihat keluar jendela.

“Ada yang membawa netbuk?” ucap songsaengnim. Akupun mengangkat tanganku.

“Yoona-ssi, murid ini ingin meminjamnya, bolehkah?” aku hanya mengangguk dan mengeluarkan netbuk dari tasku, aku berjalan kearah songsaengnim.

“Ini..” aku menyerahkan netbukku ke namja itu.

“Kamsahabnida, nanti aku akan ke sini lagi.” Ucapnya sambil tersenyum. Aigo~ senyumannya manis sekali.

“Kalau begitu terimakasih songsaengnim dan umm, Yoona-ssi.” Namja itupun keluar dari kelasku, sedangkan aku hanya bengong.

“Eheem.” Deheman songsaengnim membuatku kaget.

“AH, ne, waeyo songsaengnim?” ucapku gelagapan.

“Kau boleh duduk sekarang..” aku mengangguk dan segera duduk di bangkuku.

End flashback

Aku tersenyum, memori itu kembali terputar di otakku, walaupun sudah 5 tahun sejak pertemuan kami, tapi kejadian itu tak pernah terlupakan sedikitpun.


***

Tangan kananku mengetuk2 meja makan, sedangkan tangan kiriku menopang wajahku yang oval ini.

‘hah, lama sekali’ batinku. Tiba2 pikiranku kembali ke masa lalu.

Flashback

‘sudah hampir jam 4, kemana namja yang meminjam netbuk ku? Padahal kelas sudah berakhir jam 3 tadi, apakah dia membawa netbukku pulang?’ batinku, hatiku mulai gelisah, dimana namja itu ? dan betapa bodohnya aku tidak menanyakan nama dan kelasnya. Aku menjitak kepalaku sendiri.

Sekarang aku mulai takut, dikelas ini aku hanya sendirian, dan guru2pun sudah hampir semua pualng, yang tersisa hanya petugas yang tinggal disini, bulu kudukku mulai merinding, aku merasa ada yang memegang pundakku.

“KYAAAAAAA!!!!” aku menangis, aku menutup mataku, aku gemetaran.

“Yoona-ssi, gwenchana?” aku mulai membuka mataku, dan ternyata itu adalah namja yang meminjam netbuk ku.

“Ya! kau mengagetkanku saja!” aku mulai menghapus air mataku.

“Mianhae, habis aku liat kau sedang melamun..” namja itupun menyerahkan netbukku.

“dan kenapa kau lama sekali? Aku sudah ketakutan!”

“Mianhae, tadi aku mengerjakan tugasku dulu..” aku melipatkan tanganku di dadaku.

“sebagai gantinya kuantar kau pulang..”

“Ok, antar aku pulang sekarang.. dan kuanggap aku tak pernah kesal padamu..”

End Flashback

Hum? Hum? Bau apa ini? Gosong? Jangan2?

“KYAA!” aku berteriak sekencang2nya. makananku, gosong, padahal sudah cape2 memasaknya dan menunggunya matang.. ah..

Aku hanya tinggal sendiri -untuk belajar mandiri- dan aku paling tidak suka kalau sudah begini.

‘Haah, lebih baik aku tiduran saja!’ gumamku kesal, dengan cepat aku melemparkan badanku ke atas kasurku yang empuk, aku melihat ke langit2 dan pikiranku menerawang jauh.

‘Hmm, dari dulu sampai sekarang aku benar2 pabo!’ batinku.

Flashback

“Seohyunnie!”

“Wae?” ucap Seo sinis tanpa mengalihkan pandangannya dari bukunya.

“A…” belum aku selesai bicara Seohyun sudah memotongnya.

“Aku ingin tau nama namja yang meminjam netbuk ku dulu.. “ Seohyun mengalihkan pandangannya ke arahku.

“kau mau bilang begitu kan?” lanjutnya sedangkan aku hanya tersenyum dengan wajah innocent.

“Haah, setiap hari kau selalu saja bilang begitu..” matanya kembali beralih melihat huruf2 yang ada dibuku itu.

“Ayolah Seohyunnie, bantu aku… Jebal..”

“Anniyo ”

“Ish, kau ini, kau jahat, kau kan temanku..”

“Kau yang pabbo, kenapa dulu kau tak menanyakan namanya? Minimal kelasnya lah ! Padahal kalian kan pernah pulang bersama!”

“Aku lupa”

“Aish, sudahlah, aku mau ke kantin dulu..”

End flashback

Aku tersenyum, memori itu, kenangan itu, sama sekali tak bisa dilupakan..

Kini pandanganku beralih kesebuah novel lusuh, kertasnya sudah menguning, novel berjudul ‘Rainbow of life’ aku segera turun dari kasurku.

‘Benda itu masih disini’ gumamku pelan dan mengambil novel itu dan kembali melemparkan badanku ke atas kasur.

Flashback

‘Huh! Teganya kau Seohyun! Lihat saja kalau kau minta bantuanku untuk mendekatkanmu dengan kyuhyunmu tak akan kubantu sedikitpun!’ aku mengerucutkan bibirku.

“Haaaah, meningan aku baca novel ini saja, semalam aku belum sempat membacanya.” Aku mengeluarkan novel yang baru aku beli kemarin –Rainbow of Life- .

Tak sampai 5 menit aku membacanya di kelas tapi aku sama sekali tak bisa berkonsentrasi.

‘Haah, berisikk!’ gumamku pelan. Aku akhirnya keluar dan menuju ke tempat yang aku yakin disana hening –perpustakaan-

Benar dugaanku disini sangat hening.

”Waah ! Novel itu! dimana kau mendapatkannya?” ucap seseorang di belakangku.

‘Haah, ada juga yang menggangguku.’ Ucapku dalam hati, aku pura2 tak mendengarkan suara itu.

“Chingu, kenapa kau tak menjawabku?” ok, sekarang aku mulai kesal. Aku pun menoleh ke kanan, dan betapa kagetnya wajah namja yang selama ini aku cari berada didepan wajahku tepat di depan wajahku!

“Yoona-ssi?” ucapnya kaget, dan tanpa disuruhpun dia duduk disampingku.

“A..h.. ne..?” ucapku gelagapan. Namja itu menunjuk kearah novelku.

“Ah, ini aku beli di Sone book shop..”

“Kau sudah membacanya sampai habis?”

“Anni baru sampai setengah..” ucapku masih gelagapan.

“Ooh, bolehkah nanti aku meminjamnya?”

Ah! Dengan begini aku pasti akan bertemu dengannya. Kk~

Aku menganggukan kepalaku sambil tersenyum.

“Ya sudah aku kekelas dulu ya.” dia beranjak pergi.

“Chakkaman!” namja itu menoleh kearahku dengan tatapan bingung.

“Namamu siapa?” ucapku ragu.

“Ah, ne, aku belum memperkenalkan diriku. Lee Donghae imnida ! Aku dari kelas 9-3.”

Aku mengangguk lagi. “Yasudah aku pergi dulu ya, annyeong !” ucapnya sambil melambaikan tangannya.

‘Ah, jadi namanya Donghae, nama yang bagus’

End Flashback

‘Donghae.. Lee Donghae.. Donghae Oppa..’

Aku tersenyum sendiri, melihat kearah waktu dulu..

Flashback

‘omo! Dugeun dugeun !’ batinku sambil memegangi dadaku yang sedari tadi berkonser ria.

“Kau mau memberikannya sekarang?” ucap Seohyun sinis.

“Biasa aja kali, jangan sinis, ya aku mau memberinya sekarang.”

“Kau sudah membacanya sampai habis?” aku menggeleng pelan.

“Ish, yeoja ini..”

“Yasudah aku kekelas Donghae Oppa dulu ya! pai!”

Aku melangkahkan kakiku perlahan2, tanganku gemetaran, dan sekarang aku sudah sampai didepan kelasnya.

“Annyeong..” semua murid2 melihatku aneh dan kulihat Donghae Oppa sedang berbincang2 dengan temannya.

Hening. Semua murid –kecuali Donghae dan temanya- melihatku.

“Kenapa hen.. Ahh, Yoona-ssi.” Donghae Oppa tersenyum dan berjalan kearahku.

“Donghae-ssi ini..” aku menyerahkan novelku.

“Ah, ne gomawo, kau sudah membacanya?” aku mengangguk pelan.

“Hebat padahal kemarin kau baru membacanya setengahnya.” Aku tersenyum mencoba menghilangkan kenyataan kalau aku belum menyelesaikan novel itu.

“Kamsahabnida Yoona-ssi.”

“Ne Cheonma Opp, eh Donghae-ssi!”

Ampun! Aku keceplosan! Ah, Yoona pabbo! Aku mengutuk diriku sendiri.

“O..p..pa?” ejanya ,aku menunduk malu.

“Hahaha, kau boleh memanggilku Oppa, Yoongie” aku mengangkat kepalaku tak percaya.

“Jinjja? Gomawo Oppa..”

“Ne, sudah2 cepat kembali ke kelasmu.” Aku mengangguk dan kembali ke kelasku.

End Flashback

Haah, masih teringat jelas bagaimana ekspresi Donghae Oppa sangat pertama kali kupanggil Oppa. aku tersenyum (lagi).

haruharu neoman barabomyeo hangsang gidaryeo bollae

ojik neo hanaman algo saranghae julge

saranghagiedo akkaun siganinde

neo eobsin amugeotdo hagi sirheunde

Aku mengambil handphoneku dan kulihat itu sms dari Lee Taemin, sepupuku yang masih duduk dibangku SMP, dia bilang orang tuanya sedang pergi, dia menanyakan bagaimana memasak kimchi. Akupun membalasnya.

Tanpa aku perintah, tanganku memencet tombol ‘kontak’ aku melihat satu persatu nama2 yang ada dikontakku. Dan jari2ku berhenti bergerak pada nomor Lee Donghae.. aku tersenyum, mengingat bagaimana pertama kali aku mendapatkan nomornya.

Flashback

Aku duduk dikelas melihat ke luar jendela sambil menopang daguku, itulah kebiasaanku jika aku sedang bosan. Tiba2 aku merasa ada yang menimpa kepalaku, dan saat aku melihat ke atas novel yang berat menimpa kepalaku.

“Oppa?”

“Gomawo, Yoongie, ceritanya sangat bagus,” ucapnya.

Aku mengangguk, aku berpikir urusan kami sudah selesai, berarti aku tak akan bertemu lagi dengannya. Omo ! Aku harus melakukan sesuatu !

“Yasudah, Annyeong !” ucapnya sambil mengerlingkan sebelah matanya.

“Oppa! chakkaman!” terlihat seisi kelas melihat ku aneh, ya, mungkin suaraku terlalu kencang.

Donghae Oppa menaikkan sebelah alisnya. Aku segera beranjak dari kursiku dan menarik lengan Donghae pelan keluar kelas.

“Mwo yoong?”

“Oppa.. aku minta nomor hapemu..” ucapku malu.

“Haahaha!” Donghae Oppa tertawa keras.

“Waeyo Oppa?”

“Kau mengajakku keluar cuma ingin meminta nomor hapeku?” aku mengangguk polos.

“Aigo, kau sangat polos sekali” ucapan Hae Oppa membuatku tersipu malu, lalu kami bertukar nomor handphone.


End Flashback

Haha, aku tertawa sendirian mengingat kenangan itu lagi, apakah aku sepolos itu? semenjak hari itu kami sering SMS-an, bahkan telfonan, dan betapa kagetnya aku saat Donghae Oppa sudah mempunyai yeojachingu, aku ingat dulu aku sampai menangis semalaman sehingga membuat mataku sembab, sejak hari itu aku menjadi cuek padanya, berusaha melupakannya, tapi sia-sia, rasa sukaku padanya sudah menyebar ke seluruh tubuhku, aku tersenyum kecut, aku mengguling2kan (?) badanku diatas kasurku berharap rasa jenuh ini berakhir, tapi pandanganku beralih pada sebuah foto, foto kelulusan saat aku SMP, disana mataku terlihat sembab..

Flashback


“Seohyunnie! Benarkah kau akan melanjutkan SMAmu ke Jepang? Lalu bagaimana denganku? Bagaimana dengan kyuhyun?” ucapku dengan terisak, padahal seharusnya aku bahagia karena ini adalah hari kelulusanku.

“Kyuhyun Oppa katanya akan sekolah disana juga, tapi berbeda SMP, Yoong, aku tak mau pisah denganmu..” balas Seohyun masih dengan air mata yang membasahi pipinya.

“Seohyun, kau jangan lupa denganku ya, kau harus menghubungiku setiap hari! Yakso?” ucapku sambil mengangkat jari kelingkingku.

“Yakso.” Ucap Seohyun.

“Lalu bagaimana dengan Donghae?”

Aku menggeleng pelan. “Entahlah, akhir2 ini aku kehilangan kontak dengannya, aku tak tau dia SMA dimana..”

Seohyun menepuk pundakku. “Yoona. Perjuangkan cintamu.. Arra?” aku hanya tersenyum tipis.

End Flashback

Aku mendesah pelan, ‘Seohyun-ah, bogoshippo ’ . dan untuk kedua kalinya tanpa aku perintah aku langsung beranjak dari tempat tidur dan berjalan kearah lemari berpintu 3, aku melihat baju kembar yang biasa aku kenakan jika jalan2 dengan Seohyun. Tapi tiba2 tanganku berhenti pada sebuah pakaian seragam, seragam SMA. Aku tersenyum dan mengeluarkan baju itu.

Flashback

Haah, hari yang membosankan, hari pertama aku sekolah di SMA Shinwa, SMA yang paling bagus di Seoul, aku merasa kesepian sangat kesepian, saat makan siangpun aku sendirian, selalu sendirian, berbeda dengan saat SMP aku sangat terbuka, tapi sekarang aku sangat tertutup.

Seminggu aku melewati hari2 disekolah dengan lamunan, membayangkan bagaimana kabar Seohyun dan Donghae Oppa diluar sana, bahkan aku sengaja mengganti nomor hapeku untuk melupakan Donghae Oppa, tapi sepertinya usahaku gagal, karena diotakku sudah lekat dipenuhi oleh nama ‘LEE DONGHAE’

Sabtu ini aku harus menjalani ekskul, dari sekian banyak daftar ekskul, akhirnya aku memilih ekskul dance. Aku mengikuti semua gerakan yang diberikan Park Songsaengnim berikan.

“Annyeong Songsaengnim, mianhae aku terlambat.” Ucap seorang murid, tapi aku tak memperdulikannya.

“Kenapa kau terlambat?”

“Tadi ada sedikit urusan..”

“Baiklah, kau hanya terlambat 10 menit, aku bisa menoleransinya, sekarang cepat gabung Donghae-ssi!”

Deg ! donghae? Siapa ? donghae? Aku segera mengalihkan pandanganku ke murid itu.

“Donghae Oppa?” ucapku tak percaya.

“Yoona?” Donghae Oppa tak kalah kagetnya.

“Oppa, aku tak menyangka kita akan satu sekolah lagi.” Ucapku sambil tertawa garing dan setelah itu aku meminum sebotol air putih, sekarang waktunya istirahat.

“Ne, aku juga tak menyangka akan bertemu denganmu. Ah ne, kenapa kau susah sekali dihubungi? Aku khawatir.”

UHUK, aku tersedak dan membuat donghae oppa menaikkan sebelah alisnya.

“Ehh, Aku,, aku ganti nomor hape oppa!” ucapku sambil memasang wajah innocent.

“Ish, kau ini! Teganya~! Baiklah sekarang serahkan nomor handphonemu!”

“Ne Oppa ”

End Flashback

Aku memakai baju itu, masih cukup ternyata, aku tersenyum sambil mematut diriku didepan cermin. Aku ingat sejak saat itu aku kembali terbuka dan dekat dengan Donghae Oppa, bukan karena aku satu sekolah dengan Donghae Oppa, tapi karena Donghae Oppa sudah putus dengan pacarnya. Dan aku berpikir kalau peluangku untuk mendapatkannya menjadi lebih besar.

Aku memutar2 tubuhku layaknya seorang putri, dan tanpa sengaja aku mataku menangkap sebuah benda.
Aku mengambil boneka itu dan melayang2kannya dan akhirnya aku kembali menghempaskan tubuhku ke kasur.


Flashback

“Oppa, tumben kau mengajakku ke danau ini. Biasanya kan ke taman.” Ucapku heran.

“Tak apa kali, kan bosan ke sana terus.” Ucapnya sambil melakukan wink kepadaku, dan seketika hatiku mulai dag dig dug tak karuan.

Kami bermain angsa2an, sempat ada rasa takut karena aku tak bisa berenang, tapi Donghae Oppa meyakinkanku aku tak akan apa2.

Waktu sudah menunjukkan 07.00 malam.

“Oppa, kajja pulang.” Rengekku. Donghae oppa hanya membalas nya dengan anggukan.

Sepanjang jalan di mobil tak henti2nya Donghae Oppa mencuri melihat kearahku, suasananya jadi canggung, sempat beberapa kali mata kami bertemu tapi dengan cepat aku memalingkan pandanganku.

“Oppa, kok berhenti disini?” aku terheran2 karena Donghae Oppa berhenti dipinggiran jalan, dan sekarang kami menghadap ke sungai, aku menyandarkan tanganku di tiang pembatas.

Suasana malam Seoul sangat ramai sekali, dan tentu juga bising, tapi tak ada yang memperhatikan kami berdua.

“……. Yo”

“Mwo Oppa? aku tak dapat mendengar mu!” ucapku sedikit berteriak karena suara Donghae Oppa tertutupi oleh bisingnya kendaraan yang berlalu lalang.

“Saranghaeyo!”

“Mwo?” ucapku tak percaya, aku memastikan telingaku tidak rusak.

“IM YOONA SARANGHAEYO~! MAUKAH KAU MENJADI YEOJACHINGUKU?” ucap Donghae Oppa sambil berteriak.

Aku terdiam sesaat masih mencerna semuanya.

Aku berusaha mengeluarkan kata ‘ne’ tapi sepertinya mulutku tak setuju. “Apakah Oppa tak tau sejak oppa meminjam netbuk ku aku sudah menyukai Oppa?” ucapku datar.

“Dan untuk apa aku menolakmu?” ucapku tersenyum, lalu Donghae Oppa langsung menarikku ke dalam pelukannya.

“Yoongie tunggu sebentar.” Donghae Oppa mengeluarkan sesuatu dari belakang joknya sesaat aku sampai dirumah.

“Igo Mwoya?” ucapku sambil melihat kado yang lumayang cukup besar.

“Buka saja..”

Aku langsung kaget dan menari2 melihat didalamnya terdapat boneka.

“Gomawo Oppa!” ucapku kegirangan.

Flashback End

‘Oppa, saraghae, jeongmal saranghae..’ ucapku sambil memeluk boneka itu erat.

Sesange jichyeoitdeon naege

Balgeun bichi dweheojun geudae

Hamkke keonneun jobeun gil kkeu-te

Tashi tto kyeou-ri ondaedo

Aku segera mengangkat telfon itu dan betapa senangnya saat aku melihat yang menelponku adalah Seohyun.

“Yeobosseyo?” ucap Seohyun.

“Seohyun-nie ! Bogoshippo ! Kau dimana?” ucapku antusias.

“Ne, nado bogoshippo, aku sedang di Korea..”

“Jinjjayo? Omo ! Ayo kita bertemu !” ucapku kegirangan.

“Ne, umm, Yoong..”

“Ne?”

“Kau tak lupa kan? Sekarang peringatan setahun...”

“Ne ne ne, aku ingat, aku akan ke sana belakangan, kau duluan saja.” Potongku seaakan tau apa yang dimaksud Seohyun.

***

Aku mengitari tempat ini, tak susah untuk menemukan tempatnya, karena aku sering mengunjunginya, aku berjongkok, aku menaruh sebuket bunga yang tadi kubeli di toko bunga.

Aku menatap batu nisan yang bertuliskan ‘Lee Donghae‘ itu. aku tersenyum lembut.

Flashback

Hari ini, hari kelulusan kami, sudah 2 tahun 8 bulan aku dan Donghae Oppa berpacaran.

Aku melihat jam tanganku berkali2, ‘kemana Donghae Oppa?’ gumamku, aku khawatir, sangat khawatir, kalian mengira kalau aku bersikap berlebihan, tetapi Donghae Oppa orangnya sangat ceroboh, aku takut terjadi sesuatu padanya.

Sesange jichyeoitdeon naege

Balgeun bichi dweheojun geudae

Hamkke keonneun jobeun gil kkeu-te

Tashi tto kyeou-ri ondaedo

Aku tersenyum lega saat yang menelponku adalah Donghae.

“Yeobosseyo?” ucapku sumringah.

“Yoona-ssi?” terdengar isak tangis wanita paruh baya yang bisa langsung kutebak mamahnya donghae.

“Ada apa eomoni?” ucapku was-was.

“Donghae.. Donghae..”

Aku menjatuhkan handphoneku aku tak peduli jika handphoneku rusak, ataupun orang2 melihatku dengan aneh, aku tak peduli lagi dengan hari kelulusan ini, yang kupedulikan adalah Donghae.

***

Aku berjalan terseok-seok, tak menyangka dengan apa yang terjadi barusan, Donghae Oppa, namja yang kucintai telah pergi, dia kecelakaan saat menyebrang, untung penabrak nya tidak melarikan diri, dan keluarga Donghae tak menuntut sampai harus dihukum mati, karena orang tua Donghae merasa ini kecelakaan dan walaupun dihukum mati, Donghae tak akan kembali lagi untuk selamanya.

Air mataku sudah membasahi pipi ini dari tadi, mungkin orang lain akan menganggapku gila, aku tak peduli.

Selama beberapa bulan aku kehilangan nafsu makan, aku mengurung diriku dikamar, berusaha melupakan semua kenanganku bersama Donghae Oppa, aku pernah mencoba bunuh diri, tapi selalu gagal, aku mencoba membanting kepalaku ke benda yang keras tapi tetap saja kenanganku bersama Donghae Oppa masih ada, melekat permanen di otakku.

Seiring berjalannnya waktu aku sadar yang aku lakukan ini sia-sia. Perlahan2 aku mulai bangkit, dan mulai membiarkan memori2ku bersama Donghae Oppa tetap hidup didalam hatiku.

End Flashback

“Annyeong oppa, Bagaimana kabarmu? Hari ini tepat setahun kau pergi, haah...” aku mulai menghela nafas sebentar.

“Aku sudah sedikit merelakan kepergianmu Oppa ! tapi yakinlah, cintaku padamu tak berkurang sedikitpun ! Aku janji aku akan bangkit, aku tak akan sedih~! Karena aku yakin kau melihatku dari atas sana bukan?” ucapku sambil melihat keatas.

Mataku serasa panas, cairan hangat tak bisa dibendung lagi.

“Oppa, jangan khawatir aku menangis bukan karena aku sedih, tapi karena aku bahagia bisa mengenalmu ! Haha !” padahal jauh dilubuk hatiku, hatiku teriris, sangat merindukan Donghae Oppa.

“Oppa, bogoshippyeo” ucapku sambil menunduk, aku tak bisa membohongi perasaanku sendiri.

Aku menangis sampai aku yakin hatiku mulai merasa tenang.

“Hhh” aku mengambil nafas dalam.

Aku mengelus batu nisan itu, seakan-akan itu adalah kepala Donghae Oppa.

“Oppa, saat ini aku sedang dekat dengan seorang namja, namanya Choi Siwon, dia sangat baik padaku Oppa, dan rencananya setelah lulus kuliah aku akan menikah dengannya. Tak apa kan?”

“Tenanglah Oppa, aku tak akan melupakanmu, walaupun kau bukan cinta terakhirku, tapi aku berterimakasih, sangat berterimakasih kepada tuhan karena telah memberikanku cinta pertama sepertimu, belajar memperjuangkan cintaku~” aku tersenyum getir.

“Oppa, Saranghaeyo, jeongmal saranghaeyo” ucapku sambil mencium batu nisan itu pelan, lalu meninggalkan makam itu.

Yoona POV End

^EPILOG^


Author POV

Seorang pengantin wanita bersama dengan seorang ahjussi berjalan menuju altar, sampai akhirnya ahjussi itu menyerahkan anaknya kepada pengantin pria, mereka mengucapkan janji ikrar.


***

“Seohyun-ah! Ayo lemparkan!” teriak seorang yeoja.

Dan *Shuuuutt* sebuket bunga Seohyun lemparkan dan yang menerima itu adalah Yoona, Yoona masih tersenyum bahagia.

“Kya, Yoona, kau mendapatkannya!” teriak Seohyun histeris.

“Ne, chukkae..” ucap Kyuhyun tertawa.

Yoona dan Siwon hanya tersenyum malu.

Hari ini, hari pernikahan Kyuhyun dan Seohyun.

“Jadi, hyung, kapan kau meneruskan jejak kami?” ucap Kyuhyun pada Siwon.

“Hehe, kira2 2 minggu lagi, benar kan chagi?” ucap Siwon menggoda. Yoona hanya mengangguk malu.

Seohyun tersenyum miris “Syukurlah Yoong, kau sudah melupakan Donghae-ssi.”

Yoona tersontak kaget. “Aku tidak melupakannya Seohyun-ya kenanganku bersamanya selalu hidup dihatiku, hanya saja aku ingin melanjutkan hidupku dengan namja disebelahku ini.” Ucap Yoona sambil menunjuk Siwon.

Siwon hanya tersenyum tulus, dia tak kaget mendengar ucapan Yoona, karena Siwon juga Kyuhyun sudah mengetahui masa lalu Yoona dengan Donghae.

Seohyun,Yoona,Kyuhyun,dan Siwon pun berbincang2 dan sesekali tertawa.

Author note : Memori itu berisi tentang kenangan2 yang tak bisa dilupakan walaupun kita berusaha keras untuk melupakannya, biarkanlah memori2 itu hidup di hati kita selamanya karena kita bisa mengingat orang yang kita cintai, dan memori itu tak akan pernah tehapus sampai kita mati..

The End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar