Minggu, 25 Desember 2011

10th February [One-shoot]


Author          :  Dinda


genre            : Romance


Length          : Oneshoot


Cast              :  Cho kyuhyun
                         Choi Sooyoung

Tittle             : 10th February


annyeooooong readers, author bawa FF oneshoot niih #one-shoot lgi -.- , yah ini juga pesenan teman author, lebih tepat nya pacar sahabatku.. hhe. Oh ya, sebelum author mengizinkan readers untuk membaca, auhtor mau minta maaf yang sekecil-kecilnya#readers : lah, slah thor, yg bner minta maaf yang sebesar-besarnya.. #author : yaah, terserah dah. Oh ya, author tadi mau minta maaf buat gambarnya. Gambarnya selalu gaje, ya tau lah author kagak bisa ngedit. Jadi, beginilah hasilnya.. Ya sudahlah.. cukup cerita nya ...
Langsung Aja Ya...

HAPPY READING !!!

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Sooyoung POV

Aiissssh, kenapa aku memiliki namjachingu semenyebalkan sepertinya, semalam dia memaksaku untuk bertelponan dengannya.

Tapi, baru 5 menit saja menelepon, dia sudah mendengkur hebat. Jika benar-benar kelelahan, jangan memaksaku untuk bertelponan dengannya padahal semalam aku sudah terlelap dan harus terbangun dari tidurku gara-gara si evil Kyu, yaah akibatnya seperti sekarang ini,Aku susah untuk kembali tidur, dan hanya menikmati waktu istirahatku selama 2 jam semalaman.


Aku menekan tombol call pada contact person kyuhyun ahjussi, bukan untuk menelepon pamannya, tapi namjachinguku sendiri, Cho Kyuhyun. Aku sengaja memberi contact personnya dengan nama itu karena wajah namjachinguku ini memang benar-benar seperti ahjussi, Wajah tua!!


Aisssh, kenapa ia tak mengangkat teleponku, apa dia masih tidur? Dasar ahjussi muka bantal, tidur paling cepat bangun paling lama!! Aku menghempaskan ponselku tak berdaya ke atas tempat tidurku, melangkah menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi.

***

Aku lapar, kenapa eomma belum memanggilku untuk sarapan, aku pun segera turun  ke lantai bawah menuju dapur, ani lebih tepatnya meja makan.

Aigoo, kemana eomma dan appa? Apa mereka sudah berangkat ke kantor?


Aku membuka tudung saji yang bertengger manis di meja makan. NIHIL!! Aku tak menemukan sedikit makanan pun disini. Aissh, kenapa eomma tak menyisakanku makanan, note untukku pun tak ada. Omo, apa aku harus pergi ke kampus dengan perut kosong seperti ini, tapi aku benar-benar lapar sekarang.
 

Ahaaa!! Kulkas, ne di kulkas tentunya banyak makanan yang bisa kumakan.aku membuka kotak harta karun di dapurku itu.


Aigoo, wae? Kenapa tak ada makanan disini, apa persediannya sudah habis? Ini kan baru pertengahan bulan. Aku tetap berkutat pada kulkas itu mengacak isinya, siapa tahu aku menemukan sedikit makanan.

Aku menemukannya, Ini dia !!! tapi kenapa daging asap? Ini membuatku harus memasaknya terlebih dahulu. AKU TIDAK BISA MEMASAK!! Aku mengacak rambutku yang sudah berantakan menjadi semakin berantakan.


Aku menatap daging itu pasrah, apa aku harus memasakmu? Tanyaku bodoh pada daging yang tak mungkin menjawab pertanyaan bodohku itu. Ne, aku harus memasakmu!! Aku mulai memasak daging itu dengan konsentrasi penuh.

Omona !!!! kenapa dagingnya kebakaran, aissh apa yang harus aku lakukan. Kenapa dagingnya kebakaran seperti ini, bagaimana jika kompornya ikutan meledak. Aissh apa yang harus aku lakukan?


Aku segera mengambil segayung air dan menyiramkannya pada daging malang itu. Aigoo, eottohke? Sekarang aku melenyapkan bahan makananku yang terakhir.

Aku mendesah kesal, karena sekarang sudah jam 8 dan aku harus segera berangkat kuliah dengan perut kosong ini.


Tapi, bayangan namja tua itu muncul lagi dalam benakku, semua ini gara-gara dia!! Aissh, bagaimana jika nanti dia menjadi suamiku, aku tak bisa memasak, dia pun begitu. Aku benar-benar tak bisa membayangkan jika kami memasak bersama, apa jadinya.

Ani, aku tak boleh membiarkan hal itu terjadi, aku memang diharuskan menyewa pembantu rumah tangga yang jago memasak, kalau tidak tentu anak kami gizinya tak akan tercukupi jika ayah dan ibunya yang memasak.


***


Hari ini aku pergi ke kampus dengan rasa lapar yang bersarang di perutku. Aku sengaja tak turun di depan kampus, aku sengaja meminta bis untuk berhenti di toko roti dekat kampus. Aigoo, akhirnya aku bisa sarapan juga, setidaknya roti ini bisa mengganjal perutku selama jam mata kuliah pertama.

 BRUUUUK,  rotiku terjatuh dan seenak jidatnya orang yang baru saja menabrakku menginjak sadis rotiku.


“Yaaak!! Kembali kau!! Kau harus mengganti rotiku bodoh, cepat kembali kau!!” Aku mengejar orang yang tak bertanggung jawab itu dengan sekuat tenagaku.

“Yaaaak, Choi Sooyoung, apa kau tidak kuliah?”

“Mwo?” Aku menoleh ke arah dari mana suara itu berasal dan menemukan Lee Hyuk Jae, security penjaga gerbang kampus kebanggaanku, Inha university. Aku mendesah, sambil berjalan gontai kearah gerbang kampus, karena sepertinya sebentar lagi gerbangnya akan di tutup olehnya.

“Gomawo” ucapku lemas sambil melanjutkan langkah gontaiku.

***

Yoona melihatku dengan tatapan bingung ketika baru saja aku masuk ke ruang kelas.

“Wae eonnie?” Tanyanya bingung.

“ Ani”, jawabku sambil meraih kursiku, duduk di sana dan merebahkan kepalaku di atas meja.


PRAAANG!! Aissh, aku lupa jika pagi ini adalah materi dari panci songsaenim. Dosen killer yang selalu membawa tutup panci istrinya dan akan ia banting jika suasana kelas sangat ribut ketika dalam pelajarannya.

Aissh, bagaimana ini, perut lapar benar-benar membuat mataku tak bisa menahan kantuk. Aku melakukan metode keberhasilanku untuk mengelabui beberapa dosen jika aku ingin tidur tanpa ketahuan dalam materi mereka.

Namun, metode ini belum pernah aku coba pada guru satu ini, mudah-mudahan saja metode ini berhasil juga padanya. Aku mulai menutup wajahku dengan buku yang aku pegang, merebahkan kepalaku di baliknya, membuat pandangan panci songsaenim terhalang padaku dan ia pasti akan menyangka jika aku sedang membaca sekarang..kekeke


Prang,,, praaang,,, praaang…
“Omo… mwo hago?” Tanyaku panik karena suara panci berisik yang berhasil membangunkan tidur nyenyakku.
 
“Aigoo, mian songsaenim apa yang salah pada saya, saya kan sedang membaca buku”. Jawabku tanpa bersalah meskipun kini panci songsaenim sudah berada di depan mejaku dengan kumis hitam tebalnya yang ikut turut mengejekku.

“Geurae?” Tanyanya sambil berkacak pinggang dan membelalak ke arahku.

“Ne, geureom” ucapku sambil mengangkat buku yang sedang ku pegang.

“Lalu, kenapa kau membaca buku ini? Sekarang materi fisika bukan biologi”. Bentaknya keras memekikkan telinga. Aku terdiam lalu menatap songsaenim dan memberikan senyumanku.


“Wae?” Tanyanya masih galak.

“Ani, sejak kapan songsaenim punya dua tutup panci?”tanyaku bodoh.

“ Keluaaar!!!” Dia berteriak keras, dan tawa murid pun pecah seisi kelas, dan sekejap senyap ketika panci songsaenim membanting kedua tutup pancinya keras ke lantai.

Dengan terpaksa aku menuruti perintahnya, padahal aku kan sedang tak bercanda dengannya, aku memang benar-benar ingin menanyakan sejak kapan dia punya dua tutup panci, biasanya kan dia hanya punya satu tutup panci saja.


Sekarang aku sudah berada di kantin kampus, merenungi hari ini hari yang penuh kesialan. Lagi, lagi aku menyalahkan si evil itu, karena semua ini berawal dari kebodohannya dan harus berimbas pada semua kegiatanku hari ini. Aku menekan contact person Kyuhyun, meneleponnya, dan menempelkan ponsel di telingaku.


“Yeobeoseyo”, jawabnya di seberang sana.

“Yaaak Evil !! Kemana saja kau, kenapa kau baru mengangkat teleponku sekarang, kau tahu jika aku meneleponku sejak tadi pagi hah? dan kau harus tahu, jika semalam kau ketiduran, dan sudah mendengkur hebat, kau tahu kau sudah merusak tidur indahku semalam. Aisssh, kau benar-benar namchingu yang menyebalkan !!!” maki ku padanya sambil mengacak rambutku geram.

“Hehehe” dia hanya tertawa geli tanpa ada nada bersalah sedikit pun dan itu benar-benar telah berhasil membuat amarahku naik ke puncak ubun-ubun.

“Arasseo, terserah. Aku sekarang sedang tak ingin bertengkar denganmu. Apa kau hari ini sibuk?”

“Ani, wae?” Tanyanya kemudian.

“Bagus, tolong jemput aku di kampus sekarang, dan pergi ke taman bermain, otte?”

“Ah mian chagi-ya aku lupa, aku sudah ada janji dengan Victoria untuk menemaninya berbelanja,” jawabnya buru-buru.

“Mwo? Yaaak apa maksudmu evil? Kau harus menemaniku, ini semua karenamu, kau harus bertanggung… “…..tuuuuut…tuuut, dia memutuskan sambungan teleponnya.


Apa dia bilang? Dia lebih memilih menemani Victoria eonni berbelanja, ketimbang menghabiskan waktu ke taman bermain bersama aku, pacarnya sendiri? Aigoo, setan itu benar-benar mau cari mati. Apa dia tak pernah tahu jika aku akan cemburu setengah mati melihat kedekatannya dengan Victoeia eonni, apalagi mereka sempat di gosipkan dekat.

Geundae, mana mungkin Victoria eonni akan jatuh cinta pada namja yang berwajah seperti appanya sendiri, TUA!!! Aisssh, tapi Kyu juga anak yang manis, jadi bisa saja Vctoria eonni akan menyukainya. Dan kemungkinan besar Kyuhyun akan memilih Victoria eonni. Yeoja cantik, tinggi dan seksi..

Aku meninggalkan kantin, ani lebih tepatnya meninggalkan kampus terkutuk ini dengan wajah dan pikiran yang acak-acakan, pergi ketaman bermain, sendiri tanpa Kyuhyun oppa.


***


Aku sudah hampir menikmati semua wahana di sini, tinggal satu yang belum aku naiki, bianglala. Biasanya si evil itu yang paling bersemangat naik bianglala ini, aku melihatnya lesu.

Apa aku harus menaikinya? tanyaku lirih nyaris tak terdengar. Geurae, aku tidak akan meninggalkan tempat ini sebelum menaiki bianglala ini.

***

Aku menangis, aku menangis dalam bianglala ini, ani sebenarnya aku sudah menangis sejak tadi, sejak dia menolak untuk pergi denganku. Tapi sekarang tangisanku lebih hebat dari sebelumnya.

Aku teringat , karena bianglala adalah satu-satunya wahana yang paling ingin ia nikmati jika ke taman bermain, karena bianglala merupakan wahana yang paling aman menurutnya, ketimbang roller coaster yang harus aku dulu menyeretnya untuk naik. Aigoo, aku tak sadar jika petang sudah berganti malam.


Drrrt…drrrrt….drrrrt, ponselku bergetar. Aku berharap jika kyu yang meneleponku. Leeteuk oppa??
Tumben sekali ia meneleponku. Aku menekan tombol hijau dan menempelkannya ke telingaku.

“Yeobeoseyo oppa?”

“Sooyoung....”

“ ne oppa, waeyo?”

“kyuhyun kecelakaan”

“Jinjja? Sekarang dia dirawat di rumah sakit apa, oppa?”

“ani, dia tak ingin di rawat di rumah sakit, dia meminta kami untuk merawatnya di dorm saja.”

“Bagaimana keadaannya oppa?”

“Molla dokter sedang memeriksanya, sekarang cepatlah kau kesini!!”

“Arraseo, aku akan sampai di sana secepatnya op..”  ……. tuuuuuut….


Leeteuk oppa memutuskan hubungan telepon. Apa yang terjadi pada setanku, kenapa suara leeteuk oppa terdengar sangat cemas, apa Kyu mengalami kecelakaan yang sangat parah?

Tanpa menunggu waktu yang lama aku segera turun dari bianglala yang sudah berhenti sejak tadi. Kyu pabo!! Kenapa dia tak mau di rawat di rumah sakit saja, aissh dia benar-benar hanya bisa membuat orang khawatir dan repot saja, aku merutuki namchinguku yang pabo itu sepanjang jalan masih dengan perasaan cemas yang menjalari tubuhku saat ini.

Eottohke? Jarak dorm dengan tempat ini cukup jauh, apa masih ada kendaraan yang melewati tempat ini pada jam seperti ini, aku menghentak-hentakkan kakiku kesal.


Beruntung aku tak menghabiskan waktu untuk menunggu kendaraan yang lewat, karena di jalan yang berlawanan sedang ada taxi menuju ke arahku. Aku melambaikan tanganku untuk menghentikannya, dan segera masuk ke dalamnya.

Omona, Kyu benar-benar namchingu yang jahat, sudah tak terhitung lagi ia membuatku spot jantung karena ulah-ulah bodohnya. Seperti 3 minggu yang lalu, dia membuatku harus bolos kuliah karena dia meneleponku dan mengatakan jika paru-parunya sakit, dan sulit untuk bernapas.

Dan pada saat itu juga dia benar-benar berhasil membuat sarafku terhenti sejenak. Aku takut jika paru-parunya sakit karena kecelakaan besar 3 tahun yang lalu, kecelakaan yang dialaminya bersama ke tiga hyungnya dan ia yang paling parah dan hampir mati.


Tanpa kusadari kini bulir-bulir hangat sudah membasahi pipiku tanpa izin, dadaku sesak, dan aku benar- benar tidak dapat berpikir jernih sekarang. Aku hanya takut kehilangan kyu, aku belum siap dan tidak akan pernah siap untuk kehilangannya.

“Agasshi, sudah sampai”. Suara supir taxi itu membangunkanku dari lamunanku tentang kyu.

Aku menyerahkan uang dengan jumlah yang tertera pada argo taxi itu. Aku keluar, lari dengan tergesa-gesa tanpa mempedulikan bulir hangat yang sedari tadi tak ingin berhenti untuk keluar. Sekarang aku sudah berada di depan pintu apartementnya, lebih tepatnya dorm Super Junior.

Aku mengetuk pintu dorm tak bersemangat, dan tak lama kemudian sungmin oppa sudah berada di depanku, membukakan pintu untukku. Wajahnya ditekuk masam, matanya merah seperti habis menangis. Padahal sungmin oppa adalah member super junior yang paling kuat untuk menahan tangisnya, namun kyu mampu membuatnya menangis seperti ini.


Aku benar-benar cemas sekarang, apa yang terjadi pada evilku? Aku menerobos masuk kedalam apartement itu, namun seketika langkahku terhenti, nafasku tercekat ketika mendapati ruangan ini di penuhi oleh hampir semua artis dan staff SM. Entertainment, bahkan keluarga Kyu pun datang Dari incheon.

Eomma kyuhyun masih memeluk suaminya, aku tahu beliau sedang menangis, begitu pula dengan ahra eonni, matanya merah, dia juga menangis. Tubuhku lemas, lunglai tak berdaya, apa yang sebenarnya terjadi pada Kyu-ku?


Dadaku sakit, tolong jangan lakukan ini padaku Kyu, jebal, batinku sambil memegang dadaku yang benar-benar sesak sekarang. Aku menghampiri Taeyeon eonnie yang masih masih terduduk menangis sambil memeluk kedua lututnya.


“Eonni, apa yang terjadi pada Kyuhyun?” Tanyaku pada Taeyeon eonni yang masih menangis, dia tak menjawab pertanyaanku dan tak kunjung mengangkat wajahnya.

Aku menyapukan pandanganku ke seluruh penjuru ruangan ini, hanya kabut, hanya ada kabut disini. Semua orang sibuk dengan kesedihannya masing-masing tanpa ada satu pun orang yang berniat menjelaskan semuanya padaku, agar aku keluar dari kebingungan yang benar-benar menyiksaku.

Dadaku semakin sakit Kyu, tolong jangan lakukan ini padaku. Tiba-tiba Taeyeon eonni memelukku, kurasakan tubuhnya bergetar hebat, aku pun tak kuasa menahannya, aku ikut menangis.


“Sooyoung” suara leeteuk oppa membuatku mengangkatkan wajahku dan menatapnya yang baru saja keluar dari kamar kyuhyun.

“Ne, wae oppa?” Jawabku agak serak.

“Kyuhyun memintaku untuk mengajakmu masuk, dia ingin bertemu denganmu” jelas leeteuk oppa dengan wajahnya yang masih di tekuk.

Aku tak sanggup, aku akan menyesali hal ini jika kau menyuruhku masuk hanya untuk melihat saat terakhirmu kyu, batinku pedih. Leeteuk oppa masih berdiri di depanku, dan menatapku dengan pandangan sayu.

“Kajja, ppali”. Ajaknya lagi.


Aku beranjak dari dudukku dan mencoba untuk berdiri dan mengikuti langkah leeteuk oppa yang terlebih dahulu berjalan di depanku.


Aku masuk ke kamar Kyu, dan….. BLEP!! Gelap!!!

”Kenapa ?? ada apa ini ? kenapa mati lampu” ucapku panik. Aku meraba-raba sekitarku yang gelap dan memanggil kyu yang aku yakin jika sekarang ia sedang menahan sakit di tempat tidurnya.

“Kyu”, ucapku lirih.

“Sooyoung,, aaaaaaah”. Jawabnya dengan erangan yang sangat hebat, dia kesakitan.

“Kyu, kau kenapa? Apa yang terjadi padamu”,tanyaku lirih, aku masih berusaha mencapai kyu meskipun dalam keadaan gelap seperti ini.

“Sooyoung” panggilnya dengan sedikit rintihan menahan sakit.

“Chakkaman Kyu, aku kesana sekarang” jawabku masih  berjalan dengan langkah yang meraba-raba gelap.


Tapi, aku tahu tata letak kamar namchingu-ku ini jika belum di rubah sejak 2 minggu yang lalu. Hari terakhir aku masuk ke kamarnya karena kebiasaannya yang sangat sulit untuk bangun sehingga para hyung-nya memintaku untuk membangunkannya.

“Kyu” aku masih memanggilnya memastikan jika ia masih baik-baik saja.

“Kyu, kyu... Kyu kau kenapa?” Aku semakin khawatir karena sekarang Kyu tak menyahut panggilanku.

”Kyuuuu” aku memanggilnya dengan sedikit keras.

“Sooyoung tunggu sebentar, tetaplah di tempatmu. Kami sedang memeriksa aliran listriknya sekarang”, teriak siwon oppa dari luar kamar.

Aku tak mengindahkan teriakannya, aku masih tetap berjalan menghampiri kyu yang tak kunjung menyahut panggilanku, aku takut, aku cemas.

Kenapa kamar kyu berantakan seperti ini, dari tadi aku selalu menginjak kertas-kertas yang berserakan di lantainya, tidak biasanya kamar kyu seberantakan seperti sekarang ini. Aku masih berjalan, dan aku yakin jika sekarang aku sudah hampir mencapai tempat tidur kyu.


Lampunya menyala, dan membuat pandanganku menjadi silau karenanya.

SAENGIL CHUKKAE HAMNIDA.. SAENGIL CHUKKAE HAMNIDA... SAENGIL CHUKKAE HAMNIDA CHOI SOOYOUNG…..

MWO? Aku membelalakkan mataku maksimal dan menatap lekat pada sosok yang  baru saja muncul di hadapanku dan membuatku cukup terkejut.

Kyu, dia sekarang berdiri didepanku tanpa luka dan perban yang membungkus tubuhnya, dia tidak kecelakaan. Aisssh, namja ini benar-benar anak  setan, batinku sambil membuang nafasku berat. Dia tersenyum, dan itu benar-benar membuat darahku naik maksimal. Dia membawa kue ulang tahun yang sangat cantik dengan kedua tangannya.
 

“Ige mwoya?” Tanyaku penuh selidik.

“Aigooo, hari ini hari ulang tahunmu chagi-ya, apa kau tak ingat?” Jawabnya sambil bertanya dan mengeluarkan senyumnya yang menurutku senyuman yang mampu membunuhku.

“Nde?? Yak…..”

“Sssst,kau ingin memarahiku? nanti saja sayang, sekarang kau harus make a wish dulu, dan kemudian tiup lilinnya” potongnya manis. Aku menurutinya, aku memejamkan mataku dan mulai berdoa.

Tuhan, tolong jaga kyu untukku, berikanlah ia kesehatan selalu. Aku hanya ingin menghabiskan waktuku bersamanya, selamanya. Saranghae kyu.

Fuuuuuh, aku membuka kedua mataku lalu meniup lilinnya, mengalihkan pandanganku pada namja yang memegang kuenya, kyu ia menatapku dan memberikan senyum manisnya tulus.

Dia menaruh kue itu ke atas meja dan meraihku ke dalam pelukannya ”saengil chukkahamnida” bisiknya lembut.

Aku mengeratkan pelukanku padanya,”ne, gomawo chagi”, balasku lembut.

“Kau tak ingin memarahiku??” Tanyanya kemudian.

Aku tak menjawab, dan memukul dadanya lembut.

“Kau benar-benar ingin membuatku mati CHO KYUHYUN, aku membencimu , tapi aku mencintaimu,” ucapku masih di dalam pelukannya.

Kyu terkekeh geli, “nado” ucapnya kemudian sambil mencium puncak kepalaku.

SAENGIL CHUKKAE HAMNIDA CHOI SOOYOUNG…….

Mwo?  Nuguseo? Aku membelakkan mataku, dan langsung membalikkan badanku menghadap belakang kearah dari mana teriakan itu berasal.

Eomma, appa, seluruh staff dan artis SM. Entertaiment, serta keluarga Kyu yang tadi berada di luar, sekarang muncul di belakangku dengan wajah gembira yang tergambar dari raut wajah mereka. Eomma dan appa menghampiriku, mereka memelukku dan mengucapkan ucapan selamat ulang tahun padaku.

“Mwoya? Aku yakin ini pasti rencana kalian, bagaimana mungkin stok makanan sudah habis pada pertengahan bulan?” Ucapku sambil menatap dua orang yang paling berharga dalam hidupku, mereka tertawa dan memelukku.

“Mainhae, chagi-ya” ucap mereka kompak. Aku terkekeh geli mendengarnya.

“Mmmm, ne, geundae… kamsahamnida eomma-appa”. Ucapku sambil melepaskan pelukan mereka dan mengecup kening mereka satu persatu, mereka membalas ciumanku.

Sekarang eomma dan appa  yang melangkah ke arahku, sama seperti eomma dan appa mereka mengucapkan selamat padaku.

“Bagaimana akting ku?” Tanya Taeyeon eonni.

Aku menatapnya, “Daebak !! Eonnie hampir saja membuat jantungku berhenti berdetak karena ulah eonni dan evil ini” jawabku sambil melirik Kyu, ia hanya  membalasnya dengan wajah tak bersalahnya.

“Hahaha” Taeyeon eonni hanya tertawa dan ber-tos ria dengan setan  yang berdiri di sampingku ini.


Begitu pula dengan orang-orang yang hadir di ruangan ini mereka satu per satu bergantian memberi ucapan selamat padaku, dan ini benar-benar masih mengganjal perasaanku, kenapa seperti ini, apa ulang tahunku sangat spesial bagi mereka?

Aku benar-benar tak menyangka jika hal ini akan terjadi. Aku menatap kyu penuh selidik, aku mencium aroma yang tidak beres dari aura setan tua ini.
 
“Wae?” Tanyanya seakan-akan mengerti jika aku sedang menuntut penjelasan darinya.

“Ani” jawabku sambil menggelengkan kepalaku .

“Aku hanya ingin berterima kasih pada mereka, karena sudah datang dan membuat ulang tahunku pada tahun ini benar-benar meriah” lanjutku.

“Aniya” jawabnya sambil menggelengkan kepalanya persis seperti apa yang baru saja aku lakukan.

“Mwo? Apa maksudmu?” tanyaku sebal.

“Aniya, kau pikir hanya karena ulang tahunmu saja aku menciptakan acara semeriah dan penuh kejutan seperti ini, hah?” tanyanya.

'Kau benar-benar telah membuatku jengkel evil'  batinku kesal.

“Lalu apa lagi? Hari ini tanggal 10 februari, ini hari ulang tahunku, dan setahuku tidak ada hal spesial lainnya pada hari ini. Hari ini, hanya hari ulang tahunku saja” jelasku tak terima.

“Geurae? Apa kau sudah yakin?” Tanyanyadcengan nada mengejek.

“Yaaak!! Tentu saja evil” Jawabku kasar.

Dia terkekeh geli, ketika melihat ekspresi-ku tadi, dia mulai merogoh kantong celananya dengan serta mengeluarkan kotak kecil berwarna merah dari sana.

“Hari ini hari pertungan kita”, lanjutnya sambil tersenyum genit.


Aku terdiam, mematung, aku benar-benar tidak percaya jika sekarang kyu sedang melamarku untuk menjadi tunangannya. Terdengar suara riuh tepuk tangan yang sedikit demi sedikit mampu membuyarkan keterkejutanku.

“Jinjjayo?”Tanyaku tak percaya.

“Ne geureom” ucap kyu sambil meraih tangan kananku dan mulai memasukkan benda melingkar yang tersemati dengan berlian mahal itu ke jari manis tangan kiriku.

Aku melihatnya tak percaya.

“Ada apa denganmu, apa kau tak mau bertunangan denganku?” tanyanya bingung karena melihat ekspresiku sekarang.

“Aniya, aku tak percaya ini”. Jawabku.

Kyu tersenyum manis dan mengecup keningku “saranghae” ucapnya  lembut.

“Nado” ucapku masih dengan ketidak percayaan yang menyerang kepalaku sekarang.

“Sekarang giliranmu chagi-ya” jawabnya sambil menyodorkan pasangan cincinnya dan menyuruhku melakukan hal yang sama padanya.

Dia memelukku, aku membalasnya. “Jangan nakal, karena kau sudah menjadi tunangan Cho Kyuhyun namja tampan dengan sejuta pesona” ucapnya bangga.

“Aniya” jawabku cepat.

“Mwo, wae? Kau tak ingin menjadi tunanganku ?” tanyanya terkejut.

“Aniya, bukan itu maksudku. Kau bukan namja tampan dengan penuh pesona, kau namja tua, Cho kyuhyun-ku sayang”. Ucapku sambil tertawa geli.

Pletaaak! Dia menjitak kepalaku.

“Appo”, ringisku kesakitan.

Tanpa meminta maaf, ia langsung mencium lembut puncak kepalaku yang dijitaknya.

“Saranghae” ucapnya manis.

“Nado” terima kasih tuhan, karena kau telah mendengar doaku, dan mengabulkannya secepat ini.

Sekarang semua orang di ruangan ini bertepuk tangan lebih meriah, tampak dari raut wajahnya, jika kegembiraan juga sedang menyelimuti mereka, menyelimuti kami semua. Aku bahagia, aku merasa sempurna berada diantara orang-orang seperti kalian, gomawo. Saranghaeyo.

THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar