Senin, 19 Desember 2011

A name to remember [One-Shoot]


Author   : Dinda


Title    : A name to remember


Cast   : - Choi Sooyoung
              -Cho Kyuhyun
              -Seo Joo Hyun


Genre : sad, romance

Annyeong... Author kali ini ga bawa ff tentang yoonhae, tapi ff tentang KyuYoung. Ini sebenernya pesenan temen author. Dia pesan ff SeoKyu. Tapi ya terpaksa author ganti.. Oke.. cukup curhat nya..
Langsung baca aja ya.. Check This Out !!!

WARNINGYANG GA SUKA COUPLE NYA LEBIH BAIK JANGAN BACA !
 

Sooyoung POV


Kufokuskan lensa kameraku untuk memotretnya. Dia yang tengah mendrible bola basket di sudut lapangan dengan diguyur sedikit gerimis. Dia merupakan idola di sekolahku sekaligus namja yang telah kusukai selama 3 tahun terakhir.

Namja itu bernama Cho Kyuhyun. Sekarang ini dia sedang mengelap keringatnya di bangku pojok lapangan. Beberapa yeoja menyodorkan minuman dingin kearahnya serta berusaha membantunya mengelap bulir-bulir keringat yang mengalir membasahi tubuhnya bercampur dengan air gerimis.

Bagaimana denganku? Aku Choi Sooyoung, yeoja biasa sepertiku hanya bisa mengamatinya dari balkon kelasku yang menghadap langsung kearah lapangan basket. Apalagi yang bisa kulakukan selain mengamatinya dan memotretnya? Aku tidak bisa menunjukan perasaanku padanya seperti yang dilakukan yeoja yeoja pengagumnya itu.

Cho Kyuhyun, namja itu berangsur pergi.

'Aku yakin dia pasti mengunjungi cafe di depan sekolah' gumamku seraya menuruni tangga sambil memainkan kameraku, membuka galeri foto yang hanya memiliki satu objek, Cho Kyuhyun, namja yang kusukai itu

Seperti yang kutebak sebelumnya, namja itu akan berkunjung ke café ini. Dia akan duduk pada meja nomor 7 dan memesan ice vanila latte. Dia selalu melakukan aktivitas rutinnya yang seperti ini sehabis berlatih basket. Aku mengamatinya dari luar café tidak berani untuk masuk. Tanpa membuang kesempatan, segera saja kuarahkan fokus kameraku kearahnya.

Aku tersenyum melihat hasil bidikanku kemudian menatapnya sekilas yang tengah memainkan ponselnya dan kuputuskan untuk melangkah pulang.

***

Tahun ini adalah tahun terakhirku bersekolah di jenjang menengah atas. Dan di tahun ini juga Tuhan memberikan anugrah yang indah padaku. Aku sekelas dengannya, Cho Kyuhyun itu... Ya aku satu kelas dengannya. Tapi, meskipun begitu, aku masih saja tidak pernah berbicara dengannya. Sepanjang 3 tahun aku mengenal dan menyukainya, belum pernah sekalipun kami saling bertegur sapa.

Miris? Tapi memang seperti itulah kenyataannya.

'Besok hari kelulusanku..' aku asyik bergumam sendiri menatap sebuah memo yang terpajang di meja belajarku.

Mungkin besok adalah kesempatan terakhirku untuk berbicara dengannya. Ya, aku harus melakukannya! Karna yang kudengar, setelah besok Kyuhyun akan meninggalkan Seoul dan meneruskan kuliah entah kemana. Itu yang kudengar dari tim gosip sekolah.

Baiklah, Sooyoung kau pasti bisa!

Aku mulai menuliskan rangkaian kalimat pada secarik kertas yang akan kujadikan sebagai bahan latihan untuk berbicara pada kali pertama dengan seorang Cho Kyuhyun.

"Kyu, selamat. Nilaimu sangat baik... Aishh itu terlalu kikuk"

"Hari ini kau sangat tampan... Tidak akan.. Aku tidak akan mengucapkan ini"

"Bagaimana nilaimu... Anni, apa kabarmu? Aish, bagaimana ini?" Kuacak-acak rambutku gusar. Aku terlalu gugup.

Semoga saja besok aku memiliki keberanian untuk mengajaknya berbicara. Kali pertama... dan mungkin juga untuk yang terakhir kalinya

***

Kurapikan blazerku sambil mematut diriku sendiri dihadapan cermin.

Aku sudah siap.

Kulayangkan pandanganku pada sebuah jam berwarna limun yang menggantung dengan indah di dinding kamarku.

"Sooyoung, hwaiting!" kata ku menyemangati diriku.

***

Sekolah menjadi benar-benar ramai hari ini. Tentu saja yang menjadi sebab keramaian adalah mereka-mereka yang memiliki tingkat kepopuleran ataupun siswa siswi dengan nilai kelulusan pada klasmen atas.

Aku tersenyum santai sambil memandangi papan pengumuman yang menempelkan nilai ujian akhir para siswa.

Cho Kyuhyun orang yang kusukai itu menempati posisi pertama. Dia benar-benar mengagumkan dan luar biasa.

Bagaimana dengan nilaiku? Sepertinya aku harus cukup berbesar hati mendapati kenyataan bahwa peringkatku 3 dibawahnya.

Mengira aku yeoja yang pandai? Anniya, aku tidak seperti itu. Semenjak aku menyukainya, beberapa hal dalam diriku mulai berubah. Aku mulai menyukai belajar dan berniat menjadi barista. Hanya ada satu yang takan pernah bisa membuatku menyamai kegemarannya. Basket - olah raga favoritnya itu. Sampai kapanpun aku takan bisa.

Sudahlah, lebih baik jangan membahasnya. Emm, ngomong-ngomong dimana Kyuhyun? Sejak tadi aku belum melihatnya.

Oh Tuhan, kumohon jangan sampai dia tidak hadir pada acara ini. Dia adalah bintang pada hari ini dan dia juga satu satunya alasan aku rela menghabiskan stok kertas dan memikirkan beberapa patah kata yang akan kuucapkan nanti hingga dini hari. Ya, semalam aku hanya tertidur beberapa jam saja.

"Sooyoung kemarilah" seru Baek songsaenim dari kejauhan. Beliau yang merupakan wali kelasku menyuruhku untuk mendekat.

Ditempatnya berdiri, sudah berkumpul sekitar 20 anak yang merupakan teman sekelasku.

CHO KYUHYUN!

Hatiku melompat kegirangan begitu menyadari kehadirannya yang tiba-tiba sudah berdiri disampingku.

"Kalian berdua, cepat kemari," Baek songsaenim menyeretku dan Kyuhyun untuk segera berbaris dan melangsungkan foto kelulusan kelas.

Tuhan, anugrah apalagi ini? Aku berfoto bersamanya, disampingnya. Aku berdiri tepat bersebelahan dengan orang yang kusukai!



"Cheers"



sinar blitz menandakan foto tadi sudah terbidik kamera.

"Se... Selamat" kuulurkan satu tanganku padanya dan dia menyambutnya. Dia menyambut uluran tanganku!

"Gomawo, Sooyoung-ssi" astaga aku benar benar nyaris pingsan.

Dia mengucapkannya sambil tersenyum.

"Cheon.. maneyo" ujarku tersendat. Tanpa terasa air mataku mengalir membasahi pipi dan sepertinya Kyuhyun melihatnya.

"Ada apa?"

"Kurasa mataku terkena debu" aku berbohong, Kyu. Aku terlalu gembira. Apa kau tau seperti apa rasanya?

"Perlu kubantu untuk meniupnya?"

mwo? Dia... Dia baik sekali. Tapi, jika hal itu terjadi, aku tidak bisa menjawin jiwa dan ragaku masih bisa bersatu setelahnya

"Uljima"


Author POV


Seorang yeoja, dia Choi Sooyoung membungkukan badannya pada seorang lelaki yang merupakan penjaga sebuah bangunan megah dihadapannya. Sooyoung baru saja selesai mengunjungi gedung sekolahnya dulu. Seperti biasa, pagi hari sebelum pergi bekerja, Sooyoung selalu menyempatkan diri mengunjungi tempat-tempat yang menjadi favorite Kyuhyun dulu.


"Kau akan melompati pagar ini jika terlambat" Sooyoung memandang hasil potretnya.

"Ini tempat duduk kekuasaanmu. Tidak ada satupun yang akan mendudukinya dulu" kali ini sebuah potret ruang kelas muncul di layar kamera milik Sooyoung.

"Kau selalu bermain basket pagi, istirahat dan sepulang sekolah di lapangan ini lalu... Kau akan kemari" Sooyoung memandang sebuah café yang kini menjadi tempatnya bekerja. Ya, impiannya untuk menjadi seorang barista tercapai. Sooyoung telah menjadi pegawai di café favorit Kyuhyun dulu.

"Itu dulu, 5 tahun yang lalu... Sekarang, bagaimana kabarmu Cho Kyuhyun?"

Sooyoung memakai seragam kerjanya di ruang ganti. Entah kenapa, hari ini dia sangat merindukan Cho Kyuhyun, cinta pertamanya yang telah membuatnya bertahan selama kurang lebih 8 tahun lamanya.

"Sooyoung, dia ada di depan" seru seorang yeoja yang merupakan rekan kerja Sooyung.

"Siapa? Hyuk oppa?" tanya Sooyoung.

Yeoja tadi berjalan mendekati Soyoung. "Tentu saja, lantas siapa lagi? Dia sudah bertingkah konyol dengan mengamatimu bekerja 2 jam lamanya selama seminggu ini. Apa kau tidak kasihan padanya? Sudahlah, terima saja cintanya"

Sooyoung  menghembuskan nafas berat sambil membereskan dapurnya.

"Apa kau tidak pernah menyukai seseorang?" Sooyoung bertanya.

Rekan Sooyoung tadi berujar cepat, "Tentu saja pernah"

"Bagaimana rasanya?" Untuk yang kesekian kalinya Sooyoung bertanya

"Emm..." teman Sooyoung tadi tampak berfikir

"Kau takan mampu menyukai orang lain jika dihatimu sudah menyimpan satu nama" Sooyoung tersenyum.


Teman Sooyoung tadi menggembungkan pipinya. "Mau sampai kapan kau terus mencintai namja yang bahkan tak kau ketahui keberadaannya sekarang ini? Hyuk oppa benar-benar mencintaimu"

"Dan aku benar-benar mencintainya. Mungkin perasaan itu akan berhenti seiring berakhirnya penderitaanku"

"YAKK CHOI SOOYOUNG! Aku tidak suka bicaramu!" kata rekannya itu setengah berteriak. Tapi tak ada jawaban dari Sooyoung.

***

Sooyoung  membuka lokernya. Diambilnya sebuah buku dari dalam loker tersebut. Anniya, itu bukan buku melainkan sebuah album foto.

Sooyoung mengamati sekelilingnya.

"Aman" ujarnya pelan dan mulai mengarahkan pandangan matanya pada album foto yang merupakan miliknya.

"A name to remember" Sooyoung membaca sebaris tulisan yang tertera pada sampul albumnya.

Album itu terpusat pada satu objek, ya hanya ada foto Cho Kyuhyun dan segala aktivitasnya didalam foto itu.

"Cho Kyuhyun, aku merindukanmu. Jeongmal bogoshipo" Sooyoung menitikan air matanya.

Pada lembar pertama, menunjukan foto kelulusannya. Ya, foto itu merupakan satu satunya bukti bahwa dirinya pernah dalam satu foto bersama orang yang disukainya, Cho Kyuhyun.


"Apa kau tau perasaanku? Aku mencintaimu" disentuhnya sebuah foto saat Kyuhyun tengah mengamati pelajaran dengan seksama. Matanya hanya terpusat pada papan tulis didepannya.

"Kau terlalu fokus sehingga kau tidak pernah menyadari sekelilingmu, Kyu" Sooyoung bergumam lirih.



Pada halaman selanjutnya, sebuah foto lapangan basket kosong dan dibawahnya adalah foto Kyuhyun saat tengah memainkan bola basket.

"Kau tau? Sekarang ini.. Pada pagi hari, tidak ada lagi yang bermain basket disana. Bagaimana caranya aku memohon pada Tuhan agar dapat memutar kembali waktu? 3 tahunku terbalas dengan 1 hari, Kyu.. Hanya satu hari saat perpisahan itu aku benar-benar merasa bahwa sebenarnya aku bisa lebih banyak membuat kenangan denganmu"


"Sooyoung, ayo mulai bekerja. Café sudah buka" seru seorang yeoja dari arah luar.

Dengan cekatan Sooyoung menutup album fotonya dan mengembalikannya ke dalam loker kemudian buru-buru menghapus air matanya.

"Aku segera kesana" Sooyoung memasang celemeknya dan berangsur pergi.



Sooyoung POV


Café sudah buka semenjak 3 jam yang lalu dan sekarang ini waktunya makan siang. Pada saat-saat seperti ini jumlah konsumen biasanya membeludak sehingga aku terpaksa harus membantu pekerjaan Yoona mengantarkan pesanan. Itupun jika sedang senggang.

"Sooyoung, tolong antarkan ini. Satu ice vanila latte dan pie ke meja nomor 7" Im Yoona rekanku itu berujar dengan cepat.

Langsung saja kuturuti perintahnya sebelum ia melemparkan seluruh aset dapur ke arahku. Dia itu karyawan yang nekat dan tidak takut pada bos.


Kulangkahkan kakiku menuju meja nomor 7 sesuai komando dari Yoona tadi.

Seorang namja dengan balutan jas abu-abu tuanya tengah terduduk memunggungiku. Potongan rambut, cara duduk dan gerak geriknya sangat mirip dengan...

Changkamman!!!

meja nomor 7?

vanila late?

Dia.. Apa benar dia Cho Kyuhyun?


Kuantarkan pesanannya. Aku melihat wajahnya sekilas. Benar saja, dia itu cinta pertamaku. Namja yang selama 5 tahun ini telah mengacaukan pikiranku.

"Selamat menikmati," ujarku ramah.

Dia menatapku.

Apa dia mengingatku?

Deg deg deg

kenapa jadi berdebar begini?

Ommona~



"Gamsahamnida" ujarnya.

Tenggorokanku tercekat. Rupanya dia tidak mengingatku.

Aish, apa-apaan kau ini Sooyoung? Bagaimana bisa Kyuhyun memgingatmu jika kalian saja hanya sempat berinteraksi beberapa kali dulu.

Babo babo babo. Apa artinya aku untuk seorang Cho Kyuhyun?

Huh, hentikan mimpimu, Sooyoung.


Kyuhyun yang sekarang memang masih sama dengan Kyuhyun yang dulu meskipun penampilannya sedikit berubah. Bahkan menu pesanannya pun masih sama seperti dulu. Tapi hal itu sama sekali tidak menjamin dengan kondisi ingatannya. Dia mana mungkin mengingatmu yang mungkin sama sekali tidak memiliki arti bagi hidupnya. Yah itu benar. Kaulah yang berarti, Kyu. Bukan aku.


"Yoona, aku ke toilet dulu" ujarku yang langsung meletakan nampan diatas meja dapur dan berlari menuju toilet.

Aku harus bahagia.. Ya, harus. Orang yang kusukai itu muncul dihadapanku seakan menunjukan padaku hidupnya yang sekarang. Dia telah menjadi namja berjas, dia telah menjadi orang yang sukses.

Aku turut berbahagia untukmu, Cho Kyuhyun..


Kukeluarkan 2 buah amplop dari dalam tas jinjingku.

Sebuah amplop membuatku tersenyum dan menitikan air mata dalam hitungan detik.

"Ketika aku menerima undangan ini kemarin, kupikir tidak akan ada kau di acara nanti. Tapi aku salah. Kesempatan itu masih ada, buktinya aku bertemu denganmu hari ini" dengan sedikit dipaksakan, kutarik seulas senyum. Yang kubaca saat ini adalah secarik undangan reuni sekolah angkatanku dulu. Acaranya besok.

Awalnya aku ingin sekali untuk tidak menghadiri acara itu, tapi mengingat Kyuhyun telah kembali ke Seoul, sepertinya aku akan menjadi orang paling bodoh jika tidak hadir besok.

Untuk orang yang kutunggu kehadirannya selama 5 tahun ini, aku masih tetap sama seperti dulu. Aku tetap mencintaimu, Cho Kyuhyun.


Kugeser amplop tadi. Yang kupandang sekarang adalah sebuah amplop berlogo 'Mapo-gu Hospital'. Menyakitkan sekali jika aku harus mengingatnya. Tanpa membaca isinya pun aku sudah tau apa yang tertulis disana.


"Sooyoung, apa kau di dalam?"

itu suara.. Yoona!


Aish, buru-buru kumasukan 2 amplop tadi kembali pada tas jinjingku.

Yoona masuk begitu saja, mengamatiku dari atas kebawah lalu kembali lagi keatas. Ditatapnya wajahku sambil memicingkan sepasang bola matanya. "Kau menyembunyikan sesuatu?"

"M... Mwo? Tanganku kosong, aku tidak sedang menyembunyikan sesuatu" semoga saja Yoona tidak menyadari kebohonganku. Mianhae~

"Bukan pada tanganmu, tapi pada hati dan pikiranmu"

aku bungkam. Dia benar.

"Kau tak mengenalku secara mendetail, Yoona. Kita baru bertemu setengah tahun yang lalu"

Kulihat Yoona mengepalkan tangannya kuat, kemudian menghela nafasnya kesal. "Jika kau ingin bercerita, aku akan selalu ada waktu untukmu. Kapanpun" Yoona berangsur pergi meninggalkanku sendiri lagi di ruang pegawai.

"Jika kau mengatahuinya, kau pasti akan berubah, Yoona. Aku tidak akan menyukai perubahanmu itu. Mianhae.."


Author POV


Sooyoung berjalan kikuk memasuki sebuah hotel yang merupakan tempat reuninya.

Yeoja itu hanya mengenakan dress bermotif sakura dominan warna putih dan sepasang sepatu berhak pendek warna senada.


"Ommona, kau Sooyoung kan? Choi Sooyoung?" seorang namja yang kebetulan berpapasan dengan Sooyoung memandang takjub kearahnya. Satu tangan namja itu memegang segelas soft drink.

"Sekarang kau bertambah cantik" namja tadi mengulurkan gelasnya yang masih terisi penuh kearah Sooyoung.

"Gomawo, siwon-ssi" Sooyoung tersenyum kikuk.

"Kau masih mengingatku?"

Sooyoung mengangguk. "Kau adalah orang yang paling sering menjodohkanku dengan Kyuhyun dulu."

"Hahahaha" Siwon tertawa. "Kalian itu dua orang yang paling pandai dikelas, dan kulihat kalian tidak dekat.. Kau sudah bertemu dengan Kyuhyun?" Siwon bertanya. Sooyoung menggeleng.

"Ayo kuantar. Dia akan mengadakan pertunjukan yang sangat menarik. Dia benar-benar berubah menjadi namja yang romantis sekarang."

***

Sooyoung berdiri disamping Siwon. Yang dilihat yeoja itu saat ini adalah seorang Cho Kyuhyun yang tengah berlutut sembari mengulurkan sebuah cincin kepada yeoja cantik di depannya.

Sooyoung mengenal yeoja itu, dia siswi paling populer disekolahnya dulu.

Tenggorokan Sooyoung tercekat seperti terganjal sesuatu. Hatinya remuk hancur berkeping-keping namun bibirnya tetap membentuk sebuah lengkungan senyum.



"Terima.. Terima.. Terima" bersamaan dengan teman-temannya yang lain, Sooyoung ikut mengucapkan kata kata yang justru membuat hatinya makin pedih.

Kyuhyun menutup kedua matanya sambil tangannya masih terus mengarahkan cincin tadi pada sesosok yeoja cantik dihadapannya, Seohyun.

Ketika akhirnya Seohyun menerima cincin pemberian Kyuhyun, ketika itu pula Sooyoung merasakan kepedihan yang teramat sangat.



Kyuhyun berjalan selangkah mendekati Seohyun kemudian mencium bibir yeoja itu sekilas. Sontak saja hal itu menyebabkan teriakan teriakan dari para tamu undangan yang lain. Kejadian itu tepat didepan mata Sooyoung.



'Choi Sooyoung, untuk kali ini berbohonglah. Katakan pada dirimu sendiri bahwa kau bahagia. Kau turut berbahagia atas kebahagiaan namja yang kausukai' Sooyoung berujar pada dirinya sendiri. Ia tidak bisa menahan air matanya untuk tidak mengalir.



"Waeyo?" Siwon melirik kearah Sooyoung.

"Gwenchana, aku hanya bahagia saja melihatnya. Kyuhyun benar-benar romantis" jawab Sooyoung penuh kebohongan.

"Siwon-ssi, aku permisi dulu" Sooyoung melangkahkan kakinya ke toilet.



Dia menangis sepuasnya didalam sana. Dia bahagia ya, dia memang bahagia.

"Untuk kebahagiaanmu, aku juga akan berbahagia, Kyu" Sooyoung mengeluarkan kameranya.

"Bahkan aku berani mengambil fotomu dan Seohyun tadi. Itu bukti bahwa aku tidak sedih menerima kenyataan ini."

Sooyoung memang sempat memotret saat saat Kyuhyun melamar Seohyun tadi. Saat mereka berciuman pun Sooyoung masih bisa menahan perih untuk memotretnya.



Tangan Sooyoung meraih sebuah amplop dari dalam tasnya. Itu amplop yang kemarin.

"Dia bahagia, penantian dan harapanku selama bertahun tahun telah terwujud. Sekarang aku siap"

Sooyoung memandang dirinya dihadapan cermin toilet. Tiba-tiba saja yeoja itu terbatuk dan mengeluarkan cairan darah segar dari dalam mulutnya. Buru buru Sooyoung menyalakan keran dan membasuk noda kemerahan itu.


"Karna mencintaimu, aku bisa kuat hingga saat ini, Kyu. Bagaimana caranya aku harus berterima kasih?"

***

Ke esokan harinya Sooyoung meletakan sebuah amplop coklat besar di depan pintu rumah seseorang tanpa bermaksud mengetuk daun pintunya. Itu rumah Kyuhyun.

Sooyoung tersenyum simpul memandang rumah itu. Hari masih sangat pagi. Jam masih menunjukan pukul 5 dini hari.

"Kau pasti masih terlelap" ujar Sooyoung pelan.

Perlahan, yeoja itu melangkah mundur. Ditariknya sebuah koper bersamaan dengan langkahnya yang mulai beranjak pergi meninggalkan rumah Kyuhyun.

***

Bunyi alarm yang gaduh membuat Kyuhyun terpaksa harus mengalah dengan dirinya sendiri. Dengan malas ia bangkit dari ranjangnya dan pergi ke meja makan.

"Kenapa tidak ada makanan satupun?" Kyuhyun berdecak kesal. Ia pergi menuju pintu utama untuk mengambil koran.



Cklekk



Kyuhyun mengambil koran hariannya. Tiba-tiba saja matanya menangkap sesuatu tak jauh dari letak korannya tadi.

"Amplop?" Kyuhyun mengernyitkan keningnya bingung.

Dibukanya amplop itu dengan cekatan.



Amplop itu berisikan puluhan foto.

Sebuah potret ruang kelas yang kosong, dan sebuah potret dirinya ketika tertidur di kelas.

'Jika Baek songsaenim melihatnya, pasti jabatan murid teladan itu akan lengser darimu'



Sebuah lapangan basket yang kosong, dan sebuah foto ketika Kyuhyun tengah memainkan bola basket miliknya


'Kuakui kau memang hebat. Kau gemar sekali menebar pesona pada para yeoja di pinggir lapangan'



potret sebuah café dengan nomor meja 7 yang kosong, dan potret Kyuhyun ketika tengah memainkan ponselnya sambil meminum pesanannya.

'Meja nomor 7 dan ice vanila latte. Boleh aku bertanya kenapa kau menggemari 2 hal itu?'



pada bagian akhir terdapat secarik kertas berwarna biru.



"Beritahu aku bagaimana caraku untuk berterima kasih padamu. Terima kasih telah membuatku mencintaimu selama 8 tahun lamanya, Cho Kyuhyun.

Aku belajar banyak darimu. Selamat tinggal. Semoga kau bahagia. Saranghae~" Kyuhyun membaca isi dari kertas tadi.



"Ini dari siapa?" kyuhyun nampak kebingungan.

"Apa ini dari Seohyun?" pikir Kyuhyun. "Apa dia telah menyukaiku sejak 8 tahun yang lalu? Ah tidak. Sepertinya ini bukan darinya"

***

Sooyoung terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit. Yeoja itu mengenakan pakaian pasie berwarna hijau kebiruan lengkap dengan penutup kepala yang menutupi rambutnya.

Untuk yang kesekian kalinya Sooyoung membuka album fotonya, 'A name to remember'



"Difoto ini pertama dan terakhir kalinya aku dapat satu foto denganmu, Kyu" Sooyoung mengarahkan telunjuknya pada wajah Kyuhyun dalam foto itu.



"Meskipun ini foto satu kelas, aku tetap bahagia. Aku bisa memamerkan ini pada hatiku sendiri." Sooyoung tersenyum manis.



"Siapa yang menyangka bahwa aku akan bertemu kembali denganmu setelah hari perpisahan itu? Tuhan memang baik padaku. Bahkan disaat saat akhir seperti ini, aku masih sempat melihatmu yang berbahagia" air mata Sooyoung kembali menetes. "Aish, kenapa aku menangis. Akhir-akhir ini aku cengeng sekali" buru-buru Sooyoung menyeka air matanya.



Tiba-tiba saja dua orang perawat masuk kedalam ruang rawat Sooyoung.

"Nona Choi, apa kabar?" tanya salah seorang dari mereka.

"Sangat baik" Sooyoung tersenyum.

Dua perawat tadi mendorong ranjang Sooyoung menuju ruangan lain. Ruang operasi.



Sooyoung tersenyum ketika mendapati seorang dokter tengah memandang sendu kearahnya. Dia hanya ingin menunjukan pada sang dokter bahwa dia baik-baik saja. Dia masih bisa tersenyum.

"Lakukan yang terbaik dokter. Saya siap dengan konsekuensi terburuk sekalipun." ujar Sooyoung. Tangannya masih mencengkram kuat samping ranjangnya.



"Kau pasti bisa melewati masa masa ini, nona Choi" dokter itu berujar.

"Tentu saja, dok. Saya telah bertemu dengannya. Perasaan itu akan saya jadikan sebagai kekuatan untuk melawan penyakit ini" Dokter itu mengangguk.




"Suster, tolong jarum suntik dan obat biusnya"




seketika Sooyoung merasakan gelap. Selanjutnya ia tidak tau apa-apa lagi.

Yang ia ingat hanya nama itu dalam biusnya.

A name to remember, Cho Kyuhyun.



Choi Sooyoung, December 1st 2011



Bulir bulir salju musim dingin membuat batu nisan itu sulit terbaca. Di dekat batu nisan itu, tergeletak sebuah album foto milik Sooyoung. Ya, album fotonya yang bertuliskan 'a name to remember'



Tepat pada hari ini, Sooyoung meninggal.

Oprasi transplantasi paru-paru yang dijalaninya gagal. Dia telah bertahan cukup lama dengan penyakitnya.

Ketika pada akhirnya kekuatan cintanya juga tidak kuat melawan semua rasa sakitnya. Ketika pada akhirnya dia menyerah pada penyakit yang membuatnya tidak bisa bermain basket, olahraga favorit Kyuhyun. Dia ingin merasakan tangannya mendrible permukaan bola orange itu, tapi penyakitnya seolah tidak mengijinkan Sooyoung untuk melakukannya. Kondisi badannya bisa menurun drastis. Dan Sooyoung sangat membenci itu. Membuatnya melewatkan hari dengan terbaring lemah pada ranjang rumah sakit tanpa bisa pergi kesekolah untuk sekedar bertemu dengan Kyuhyun, namja yang disukainya.



'Tuhan, aku memiliki permohonan. Hari ini dia akan melangsungkan pertunangannya. Aku ingin memberi ucapan selamat padanya. Bisa kau kabulkan permohonanku?'

***

Kyuhyun dan Seohyun tengah melangsungkan pertunangan mereka. Dengan balutan setelan jas dan gaun putih, mereka berdua tersenyum manis kepada para tamu undangan. Mereka nampak serasi.


"Sooyoung-ssi, kau datang?" Seohyun melangkahkan kakinya mendekati sesosok yeoja yang tengah berjalan kearahnya.

"Selamat" Sooyoung tersenyum tulus.

Seohyun memeluk Sooyoung erat. "Gomawo, Sooyoung-ssi"

Seohyun melepaskan pelukannya pada Sooyoung. "Badanmu dingin sekali. Apa kau sakit?"

"Nan gwenchana. Dimana Kyuhyun? Aku belum memberinya ucapan selamat"


"Semoga bahagia. Selamat tinggal dan terima kasih" Sooyoung menjabat tangan Kyuhyun sambil tersenyum bahagia. Beberapa detik kemudian yeoja itu melangkahkan kakinya keluar ruangan.


'Terima kasih telah memberiku kesempatan untuk melihatnya berdiri dengan bahagia. Kau adalah nama yang akan selalu kuingat, Cho Kyuhyun.'


Sooyoung  kembali menengokan kepalanya kebelakang. Dilihatnya Kyuhyun dan Seohyun yang tengah tersenyum dengan raut wajah barseri-seri.


'Semoga kau bahagia, Kyu'


Perlahan Sooyoung pergi meninggalkan tempat itu. Seiring dengan langkahnya, tubuhnya menghilang bersamaan dengan buliran salju musim dingin. Sooyoung bisa tenang disana.


***


"Oppa bilang padaku, cinta pertama oppa akan oppa undang pada acara pertunangan kita ini. Mana? Aku ingin tau" Seohyun menatap Kyuhyun penuh harap, sementara yang ditatap hanya bisa tersenyum tanpa menjawab.

"Yakk tepatilah janjimu oppa. Kita sudah berjanji untuk saling memberitahu siapa cinta pertama kita. Aku sudah memberitahumu bahwa cinta pertamaku itu Lee Donghae. Kapan oppa akan memberitauku siapa cinta pertamamu?" Seohyun mengerucutkan bibirnya.

Kyuhyun meliriknya sekilas.

"Kau benar ingin tau?"

"Tentu saja!"

"Dia... Dia yeoja yang tadi kau peluk. Dulu aku sangat malu untuk dekat dengannya. Aku takut dia tidak menyukaiku. Hingga saat ini, aku belum pernah mengungkapkan perasaanku padanya."


Choi Sooyoung, December 1st 2011

lembaran album foto itu tertiup angin hingga terhenti pada lembar yang paling akhir.

"A name to remember, Cho Kyuhyun.
Aku mencintaimu, apa kau tau itu?"


THE END


Eotteohke? Eotteohke?

Mianhae ya kalo ff ku selalu sad ending.
Oh ya, jangan lupa like & komennya okee... !!
Yang udah likeatau komen, gomawo ya..

5 komentar:

  1. hehehe..
    jeongmal mianhae,,, besok aku buatin yg super duper happy ending..
    ok !!

    BalasHapus
  2. baguss banget,, kapan* bikin lagi ya,, tapi banyakan seohyunx... oh y,, kenapa gda kyuhyun pov nya ?

    BalasHapus
  3. gomawo^^, ne chingu
    kalau ada kyuhyun POVnya nanti langsung ketahuan donk kalau cinta pertamanya itu sooyoung...

    BalasHapus